Natal: Lahirnya Putra Mahkota

Coba bayangkan kalian sedang duduk di sebuah gedung pertunjukan menunggu pertunjukan yang wajib ditonton tahun ini. Layar merah mulai dibuka, dan sebuah kalimat muncul di layar:

"With the arrival of Jesus, the Messiah, that fateful dilemma is resolved" (Romans 8:1, The Message).

(Bandingkan dengan Alkitab versi BIS di bawah ini: "Sekarang tidak ada lagi penghukuman terhadap mereka yang hidup bersatu dengan Kristus Yesus" (Roma 8:1, BIS).)

Erghh, ini tidak seperti kalimat pembuka yang pantas, tetapi lebih cocok dipasang sebelum tulisan The End! Memang ....

Guys, kalimat itu menari-nari di kepalaku sejak aku mendapat e-mail yang memintaku menyumbang dua artikel di buku ini. Aku sudah berusaha menggantikan kalimat itu dengan kata-kata lain, tetapi yang terbayang hanya kalimat itu. Aku mencoba membayangkan tulisan-tulisan tentang Natal yang identik dengan pohon Natal, Christmas story, atau mungkin cerita tentang Natal di Cina, hmm it sounds better! Tetapi tetap tidak bisa! Urghh ....

Akhirnya aku mengerti, Tuhan ingin aku bicara tentang sisi lain dari Natal. Bukan dengan drama yang manis, ataupun dengan hal-hal standar yang sudah kita kenal selama ini. Ada sisi Natal yang lain, sisi yang bukan tentang Bayi yang terbaring di palungan. Tetapi sisi dari seorang Raja yang berkuasa. "Tuhan, aku sudah coba berdebat dengan-Mu, ini cocoknya buat Paskah. Natal itu identik dengan bayi, dengan lagu-lagu Nina Bobo, dengan kelembutan dan segala yang begitu manis, enggak cocok menulis hal ini untuk Natal!"

Aku harus bungkam ketika aku diingatkan bahwa Bayi yang lahir itu bukan bayi biasa. Bayi yang lahir itu adalah Putra Mahkota Allah.

Guys, kita hidup di negara yang menganut sistem presiden, sehingga kita tidak mengerti apa artinya kelahiran seorang "calon raja". Mau Presiden kita punya anak kek, mantu kek, cucu kek, itu tak ada hubungannya dehgan kita. Malahan, pas presiden kita mantu di istana, yang ia tuai adalah serangkaian protes .... Tetapi Guys, negara-negara yang menganut sistem kerajaan atau monarki, kelahiran seorang "calon raja" adalah sesuatu yang luar biasa! Ia mungkin cuma bayi, tetapi mereka berharap dalam hitungan tahun, ia akan tumbuh menjadi seorang raja dan menghajar musuh-musuh kerajaan mereka. Harapan baru muncul ketika seorang pewaris takhta dilahirkan. Harapan akan masa depan yang lebih cerah, harapan akan kejayaan, masa keemasan.

Rasa antusias yang sama muncul di surga ketika Tuhan Yesus dilahirkan. Malaikat-malaikat menatap dengan penuh kekaguman dan harapan ketika melihat Bayi, Yesus. Seluruh surga takjub ketika Tuhan Yesus lahir.

Mereka tahu, Bayi ini kelak akan bangkit dan akan meremukkan kepala musuh bebuyutan mereka, setan. Mereka tahu, Bayi ini akan membawa kembali manusia-manusia yang terhilang kepada pelukan kasih Bapa. Bayi Yesus bukan bayi biasa. Dia Putra Allah, Penguasa kerajaan surga. Pencipta langit dan bumi.

Nabi Yesaya telah menubuatkan kejadian itu berabad-abad sebelumnya, bahkan Yesaya telah memberitahu siapa nama Bayi itu.

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:5).

Guys, lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya! Wow! Tahukah kalian apa yang aku bayangkan? Seorang bayi yang tidur dengan pakaian militer, lengkap dengan atribut pangkat di bahu kecilnya. Ha ha ha .... The Message menerjemahkan ini dengan kalimat: He'll take over the running of the world! (Dia akan mengambil alih pemerintahan dunia.)

Kita semua tahu, bagaimana Bayi kecil ini tumbuh dewasa dan akhirnya mati di kayu salib dan bangkit pada hari ketiga. Kita tahu bahwa Bayi kecil ini -- pada akhirnya -- kembali ke surga dan akan datang kembali untuk kedua kalinya dan menjadi Raja kita.

Tetapi, satu hal yang sangat disesalkan. Kita sering lupa. Bukan cuma sering lupa, melainkan kita benar-benar lupa! Kita lupa bahwa Tuhan Yesus sudah menjadi Raja dan bukan lagi Bayi mungil yang bisa dicubit-cubit pipinya. Kita lupa bahwa Raja kita sudah mengalahkan musuh kita! Kita lupa bahwa kita sudah dibebaskan dari kutuk dosa. Kita lupa atau kita tidak pernah tahu.

Tak heran, sekalipun kita sudah menjadi orang kristiani bertahun-tahun, hidup kita masih begitu-begitu saja. Belasan atau mungkin puluhan Natal telah kita lewati, tapi tetap tak ada yang berubah selain menjalani ritual biasa. Oh Guys, Tuhan punya rencana LEBIH untuk kita.

Aku sangat dikuatkan ketika mengetahui bahwa Paulus memiliki pergumulan yang sama denganku. Ha ha ha.... Paulus memiliki kerinduan untuk menaati Allah karena Allah telah menebusnya. Hal itu berarti Paulus harus terus berjuang melawan keinginan jahat yang timbul dalam dirinya untuk bisa tetap menaati Allah.

"It happens so regularly that it's predictable. The moment I decide to do good, sin is there to trip me up, I truly delight in God's commands, but it's pretty obvious than not all of me joins in that delight. Parts of me covertly rebel, and just when I least expect it, they take charge" (Romans 7:21-23, The Message).

(Bandingkan dengan Alkitab versi BIS di bawah ini: "Jadi, saya mengambil kesimpulan bahwa hukum inilah yang memegang peranan: yaitu bahwa kalau saya mau melakukan yang baik, maka hanya yang jahat saja yang timbul pada saya. Batin saya suka akan hukum Allah, tetapi saya sadar bahwa dalam diri saya ada pula hukum lain yang memegang peranan yaitu hukum yang berlawanan dengan hukum yang diakui oleh akal budi saya. Itu sebabnya saya terikat pada hukum dosa yang memegang peranan di dalam diri saya" (Roma 7:21-23, BIS).)

Guys, tujuan Tuhan Yesus lahir ke dunia bukan untuk dirayakan, dipestakan, melainkan untuk diingat dan di respons bahwa Dia telah membebaskan kita, dari maut dan dari DOSA. Tuhan Yesus tidak hanya menawarkan pengampunan dosa, tetapi juga menawarkan suatu kehidupan yang bebas dari kuasa dosa.

Dosa tidak lagi berkuasa atas tubuh kita kalau kita membawa tubuh dan manusia lama kita mati bersama Yesus (Roma 6:1-14). Kita bisa menang atas pencobaan, karena Tuhan sudah menjanjikan kemenangan bagi kita!

Aku tak cuma asal menulis. Aku mengalaminya sendiri. Bagaimana caraku menang dan berjalan dalam hidup yang tidak dikuasai dosa? Dengan bergantung pada firman-Nya. Guys, sejak beberapa minggu lalu, aku menghafalkan seluruh isi kitab Roma pasal 6 dalam dua bahasa-Inggris dan Mandarin. Pagi dan malam, aku berusaha membiasakan diri untuk mengucapkan Roma 6. Dan, aku merasakan perbedaan, aku tidak lagi mudah jatuh dalam dosa. Keinginanku untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk tiba-tiba berkurang. Kalau pikiran kotor tiba-tiba lewat, aku melatih diriku untuk langsung mengucapkan, "I'm dead to sin and alive to God. (Aku sudah mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah.) It really works!"

Saat itulah, aku menyadari bahwa Natal -- kelahiran Tuhan Yesus -- sungguh suatu hal yang luar biasa. Natal membuat aku melihat pengharapan karena kalau Tuhan Yesus tidak ada, hidupku pasti merana. Hidupku dikuasai dosa, ketakutan, kecemasan, kebimbangan. Hidupku suram tanpa Yesus. Aku harus bergumul sendirian dengan dosa-dosaku dan tidak mungkin menang. Tetapi, Yesus telah datang ke dunia ini. Sekarang aku bukan lagi anak telantar, bukan lagi pecundang, melainkan telah diubah menjadi God's Princess.

Guys, aku rindu Natal kali ini kita bisa menemukan kebenaran-kebenaran yang memerdekakan kita. Kita bertemu dengan Allah, bertemu dengan Putra-Nya, bertemu dengan Roh-Nya. Dan, kita menyadari siapa Dia sebenarnya, serta identitas kita yang baru di dalam Dia.

Putra Mahkota Allah, Tuhan Yesus lahir ke dunia, supaya aku bisa menjadi putri Allah dan menikmati kehidupan kerajaan surga.

Selamat Natal, Guys!

-GRACE SURYANI-

Diambil dari:
Judul artikel: Natal: Lahirnya Putra Mahkota
Judul buku: My Favourite Christmas
Penulis artikel: Grace Suryani
Penerbit: Gloria Cyber Ministries
Halaman: 62-68