Renungan Natal 2010 (Joseph Arief Sudarmadi)

Kata Imanuel yang hanya dipakai 3 kali di seluruh Alkitab kita, tidak berarti maknanya tidak begitu penting bagi kehidupan kita (Yesaya 7:14, Yesaya 8:8, dan Matius 1:23), yaitu 2 kali dalam PL dan 1 kali dalam PB. Walaupun hanya sekali dalam PB, tetapi pengaruhnya itu meluas sampai sekarang dan akan bermakna lebih dalam lagi kalau dihubungkan dengan Yohanes 3:16, yang menyatakan bahwa Allah telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Memang Imanuel (Tuhan menyertai kita) tidak diberikan kepada semua orang, tetapi hanya diberikan kepada mereka yang percaya kepada anak-Nya. Tuhan selalu menghargai makhluk ciptaan-Nya dengan memberikan pilihan. Pilihannya hanya 2, yaitu tidak percaya kepada sang Imanuel, maka kata Imanuel tidak punya makna kepada kehidupan kita, yang berarti Allah tidak menyertai kita. Sebaliknya percaya kepada Imanuel, maka Imanuel akan sangat berpengaruh kepada kehidupan kita.

Pada dekade tahun 80-an sampai 90-an, kata ini begitu berkesan dikalangan umat Kristen, terbukti banyak dipakai untuk nama orang, nama perusahaan, nama toko dsb. Mungkin pada saat itu, banyak orang berharap dengan menerapkan kata itu akan benar–benar ada dalam perlindungan dan berkat Tuhan. Bahkan seingat saya, buku-buku nyanyian lebih banyak memakai kata imanuel dibandingkan dengan kata Haleluya dan Puji Tuhan (Bandingkan dengan nyanyian sekarang yang hampir tidak pernah memakai kata Imanuel di dalam teksnya). Sedangkan kata puji Tuhan, Haleluya, hadirat Tuhan, banyak mendominasi teks lagu saat ini.

Makna kata imanuel sangat berkurang dratis dari sebelumnya. Khususnya kalau kita bertanya kepada anak–anak muda sekarang, kita akan temukan kata itu lebih sulit diungkapkan artinya oleh mereka, dibandingkan dengan kata Haleluya, misalnya . Dari 10 anak muda yang saya tanya mengenai kata ini, hanya 2 diantaranya yang menjawab dengan tegas dan benar.

Seperti yang telah saya ungkapkan di atas, kata Imanuel hanya tiga kali ditulis dalam Alkitab dan hanya dua peristiwa yang mengiringi kata Imanuel ini, yaitu:

  1. Ketika raja Ahas dari Yehuda takut/gentar akan serbuan orang Aram dan Israel. Pada saat itulah dengan perantaraan nabi Yesaya dikatakan supaya raja Ahas tidak perlu takut. Ini merupakan suatu pertanda akan kelahiran seorang anak laki–laki dan ibu kandungnya akan menamakan Dia Imanuel (Yesaya 7:14 dan Yesaya 8:8)
  2. Bangsa Romawi menjajah bangsa Israel cukup lama, sehingga diantara bangsa Israel ada yang ingin merdeka dari jajahan bangsa Romawi. Pada saat itulah Yusuf tunangan Maria, mendapat mimpi supaya dia tidak takut mengambil Maria sebagai istrinya, sebab anak yang dikandung tunangannya adalah dari Roh Kudus.

Jadi dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa pada saat kritisnya bangsa Israel, kata Imanuel ini muncul untuk memberikan pengharapan yang luar biasa karena kata itu muncul dari Tuhan sendiri melalui nabi-Nya dan malaikat-Nya.

Makna Imanuel memberikan pengharapan kepada setiap umat-Nya. Terbukti sampai saat ini Tuhan selalu menyertai kita, menyertai umat-Nya dalam segala perkara. Banyak umat percaya yang telah kehilangan maknanya, bahkan mungkin melupakan janji Tuhan yang luar biasa ini atau mungkin tidak berani mengungkapkannya karena tahu konsekuensinya, yaitu harus membuktikan atau menunjukkan tanda-tanda yang jelas pada dunia ini, bahwa Allah memang menyertai kita selama-lamanya.

Untuk itu, mari dalam Natal tahun 2010 ini, kita buktikan bahwa Allah memang menyertai kita sepanjang zaman sampai selama–lamanya, baik dalam tindakan maupun pemikiran-pemikiran kita. Amin.