Saya Mengucapkan "Mary Christmas"!

"Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata, 'Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.' Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: 'Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.' Kata Maria kepada malaikat itu: 'Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?' Jawab malaikat itu kepadanya: 'Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.' Kata Maria: 'Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.' Lalu malaikat itu meninggalkan dia.'" (Lukas 1:26-38)

Saya memiliki sebuah ucapan Natal istimewa bagi Anda: "Mary" Christmas. Tolong perhatikan perbedaannya. Saya tidak mengatakan "Merry Christmas". Kata yang saya gunakan adalah M-A-R-Y (Maria).

Pada hari Natal ini, saya mengajak Anda merenungkan mukjizat Maria. Saya berharap dan berdoa mukjizat itu juga terjadi atas Anda. Saya tidak berkata, "Pasti menyenangkan." Namun, saya meminta Allah menyediakan bagi Anda apa yang telah Dia janjikan. "Kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela." (Mazmur 84:12)

Kali ini kita mendapat kesempatan untuk melihat Maria dan mukjizat Maria dengan cara pandang baru.

Maria adalah Seorang Perawan

Kita perlu memikirkan kata perawan dari cara pandang mukjizat fisik yang Allah nyatakan. Firman itu telah menjadi manusia. Seorang perawan mengandung! Secara ajaib, benih Allah memasuki rahim seorang wanita yang belum pernah berhubungan seksual dengan seorang laki-laki. Kehidupan telah dilahirkan ke dalam kandungannya yang gelap gulita, yang masih tersegel oleh keperawanannya. Terang dan kehidupan masuk, dan kegelapan mulai menapaskan kehidupan. Saya mengucapkan "Mary" Christmas, supaya pada hari ini kegelapan hidup Anda akan dimasuki benih firman Allah yang memenuhi diri Anda, sehingga hidup-Nya berlimpah-limpah dalam hidup Anda.

Saya tertarik pada bahasa Latin dari "firman". "Firman" berasal dari bahasa Latin yaitu sermon, yang dalam bahasa Inggris berarti khotbah. Ketika seseorang berkhotbah, orang lain berkata, "Sungguh luar biasa khotbah yang Anda sampaikan" [Dalam bahasa Inggris dipakai kata deliver untuk kata "menyampaikan". Deliver juga dapat berarti "melahirkan"]. Saya sangat terkesan karena kita menggunakan kata melahirkan/menyampaikan khotbah. Saat benih firman Allah masuk ke dalam rahim seorang wanita, Dia berjanji, "Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki." Itulah hal paling utama yang kita harapkan akan terjadi. Kita berharap hidup Yesus Kristus menjelma dalam diri kita. Roma 8:29 adalah tujuan akhir Tuhan. Tujuan utama-Nya bagi kita adalah agar kita "menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya". Dia mengharapkan hidup, kebenaran, dan firman Allah memenuhi kita, sehingga kita melahirkan Yesus ke mana pun kita pergi dan menyampaikan firman atau khotbah, jika Anda suka menyebutnya demikian. Itulah tepatnya peristiwa yang terjadi di Betlehem dua ribu tahun yang lalu. Khotbah telah disampaikan. Firman telah dilahirkan, menjadi daging. Maria melahirkan seorang anak laki-laki.

Kita perlu memahami pentingnya keperawanan Maria. Maria berkata, "Mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku diberkati." Apakah ia berpikir bahwa semua keturunan manusia akan menyembahnya? Ia sama sekali tidak berpikir demikian. Apakah Anda melihat Maria di kayu salib? Ia berada di tempat yang seharusnya juga kita datangi. Apakah Anda melihat Maria di ruang atas menerima Roh Kudus? Ia menerima Roh Kudus dengan cara yang sama seperti kita menerima-Nya. Maria melangkah di jalan yang sama dengan orang-orang percaya lain. Saya rasa yang Maria maksud adalah, "Aku adalah yang pertama yang mengalami hal ini, ketika dalam kegelapan yang mustahil menurut manusia, telah masuk kehidupan dari Allah. Sebuah pola telah terbentuk melalui aku, di mana hidup Yesus Kristus memasuki tubuh manusia."

Kata "diberkati" juga berarti "bahagia". Dan saya akan berkata, "Maria yang terkasih, engkau sungguh-sungguh bahagia, karena hal itu terjadi padamu sebelum terjadi pada siapa pun juga." Tapi Maria pastilah bukan yang terakhir, dan ia tidak meminta kita menyembahnya. Sebaliknya ia berkata, "Aku ingin engkau melihat bagaimana hal itu terjadi padaku."

Kita cenderung berpikir bahwa keperawanan hanya berhubungan dengan ketidakberdosaan dan kesucian. Memang kedua hal itu benar, tetapi keperawanan Maria tidak menyediakan kesucian yang membuat Tuhan mengadakan mukjizat. Jika kita mengira bahwa mukjizat Maria hanya akan terjadi pada kita bila kita tidak berdosa, suci, dan belum ternoda, maka sebagian besar dari kita akan menyerah karena putus asa. Saya tidak berbicara tentang apakah Anda telah dinodai secara seksual. Bukan itu yang saya maksud. Kita semua telah ternoda oleh berbagai dosa dan kelemahan kita. Keperawanan Maria justru mengatakan kepada kita bahwa kita tidak harus suci, tak berdosa, atau tak bernoda untuk menerima mukjizat.

Keperawanan Maria mewakili kemustahilan, dalam bahasa manusia, akan kehidupan yang akan segera datang. Kita perlu melihat keputusasaan Maria dalam situasi tersebut. Saat seorang perawan mendengar malaikat berkata, "Engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki," tidaklah mengherankan jika ia bertanya, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi?"

Dapatkah Anda membayangkan berada di posisi Maria? Ada kegelapan dalam hidup Anda, sebagaimana rahimnya, yang belum pernah dimasuki kehidupan. Mukjizat Maria berbicara tentang sesuatu yang tersedia bagi kita, asal kita mengenali tempat yang gelap itu, yakni kekurangan pribadi kita. Kita perlu tahu di mana kekayaan Allah perlu masuk, di mana Anda bersedia membukanya dan berkata, "Mari masuk."

Malaikat Itu Datang pada Waktu yang Ditentukan

"Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria." (Lukas 1:26-27)

Keterangan dalam Alkitab mengenai bulan yang keenam tampaknya tidak begitu penting, tetapi tolong perhatikan hal ini: Alkitab mengatakan dalam Surat Galatia bahwa "setelah genap waktunya" Allah mengutus Putra-Nya. Ada sebuah waktu yang tepat dalam sejarah manusia saat Allah menakdirkan kehadiran Putra-Nya. Sangatlah menarik bila kita mempelajari sejarah manusia. Di sana, kita akan menemukan betapa peristiwa-peristiwa terjadi demi menetapkan waktu yang tepat bagi hadirnya Sang Penebus dunia.

Saya pernah mengajar sebuah kelas dengan tema "Kehidupan Kristus dalam Ringkasan Injil". Saya membutuhkan waktu dua jam untuk membahas "setelah genap waktunya". Allah tidak memutuskan untuk mengutus Putra-Nya secara mendadak atau dengan tergesa-gesa, sambil berkata, "Yah, mungkin ini waktu yang tepat." Peristiwa ini adalah bagian dari sebuah rencana; dan waktunya telah ditentukan secara tepat. Alkitab mengatakan bahwa pada waktu yang benar-benar tepat dalam sejarah manusia, malaikat menjumpai Maria -- sembilan bulan sebelum kelahiran Putra Allah.

"Enam bulan" itu berkaitan dengan wanita yang disebutkan dalam perikop Alkitab sebelumnya. Itu adalah bulan keenam dari kehamilan Elisabet. Elisabet bukan seorang perawan yang mengandung. Namun, ia mandul seumur hidupnya, dan pada masa tuanya ia justru mengandung seorang anak. Itu berarti Elisabet juga mengandung secara ajaib, dan saat itu kandungannya berusia enam bulan. Ia akan melahirkan pembuka jalan bagi Mesias, yaitu Yohanes Pembaptis.

Sama seperti yang terjadi pada Maria, Tuhan menentukan saat yang tepat bagi Anda. Pada saat yang tepat Tuhan akan menjumpai Anda. Pada waktu yang telah ditentukan, Dia akan memasuki kegelapan dalam diri Anda dan menembusnya dengan terang dan kehidupan. Dan Alkitab berkata, "Waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan." Yesus berkata, "Hari ini firman akan dipenuhi ke dalam telingamu."

Inilah saatnya kerajaan surga hadir. Inilah saatnya Tuhan datang. Waktunya telah ditentukan, dan sekaranglah waktunya. Inilah saatnya Tuhan Yesus Kristus memasuki hidup manusia. Dia akan masuk saat kita datang ke hadirat Allah yang kekal dan menerima apa yang Dia ingin kita terima.

Malaikat Itu Datang di Tempat yang Telah Ditentukan

Coba bayangkan Anda sedang melakukan perjalanan ke sebuah panggung di ruang angkasa bersama saya. Sekarang pandanglah bumi, dan lihatlah bumi sedang berputar. Saya tidak mengatakan bahwa surga ada di suatu tempat di luar angkasa, di mana malaikat harus terbang dan mendarat di bumi. Tetapi, saya ingin Anda melihat bumi yang sedang berputar itu. Ke benua manakah pesan itu akan disampaikan. Negara yang mana? Provinsi yang mana? Kota yang mana? Rumah mana? Orang yang mana?

Malaikat itu datang kepada Marta, seorang wanita tertentu, di sebuah tempat tertentu, yaitu Nazaret. Saya ingin menguatkan Anda -- Tuhan tahu alamat Anda: letak geografis Anda, keadaan emosional, rohani, dan finansial Anda. Dia tahu bila seekor burung pipit jatuh, tidakkah menurut Anda Dia tahu di mana Anda berada, apa yang Anda perlukan, dan apa yang Anda khawatirkan? Bersandarlah pada pemahaman itu.

Malaikat Itu Datang pada Orang yang Telah Ditentukan

Nama Anda ada di bibir-Nya. Entah bagaimana, suatu hal yang aneh telah terjadi. Saya tahu, keajaiban alat elektronik modern dan kemajuan teknologi telah membuat kita lebih memercayai teknologi manusia daripada kasih dan perhatian Allah. Namun, jangan tertipu! Anda bukan sekadar sebuah file di komputer surga. Allah tidak memerlukan sebuah ikon di layar komputer untuk menyimpan nama Anda. Dalam Kitab Suci malah ditulis bahwa nama kita terukir di telapak tangan Allah. Dia mengenal nama setiap domba-Nya. Dia mengetahui nama Anda sebagaimana Dia mengetahui nama Maria. Marilah kita mempelajari mukjizat Maria lebih dalam lagi.

Malaikat Itu Berkata Maria "Dikaruniai"

"Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: 'Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.'" (Lukas 1:28)

Saya terkesan dengan sebutan ini, "dikaruniai". Di ruang belajar, saat merenungkan firman Allah, kadang-kadang (saat saya sehat) saya akan bersalto. Demikian pula saat mempelajari kata "dikaruniai" ini. Kata kerja yang diterjemahkan menjadi "dikaruniai" ini hanya dipakai dua kali dalam seluruh Perjanjian Baru. Yang pertama disampaikan kepada Maria, "Engkau yang dikaruniai". Dan jika hanya di situ kata ini digunakan, Anda mungkin akan berkata, "Wah, ia benar-benar istimewa." Namun, ungkapan itu juga dipakai dalam Efesus 1:6 yang berbunyi, "yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia." Itulah satu-satunya bagian lain dalam Perjanjian Baru di mana kata itu dipergunakan.

Ketika malaikat berkata, "Salam," sebenarnya ia ingin menarik perhatian Maria. Dia tidak mengucapkan "Maria yang mulia" sebagai bentuk penyembahan, melainkan dengan cara yang sama saat Anda mengucapkan, "Halo! Hai! Sekarang perhatikan saya, karena saya membawa kabar baik bagimu!"

Seperti Maria, Anda juga dikaruniai. Dalam kitab Efesus dikatakan, "Kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang yang diterima dalam Kristus Yesus ...." Anda amat diterima. Amat diterima dan dikaruniai. Itu berlaku bagi setiap kita. Hal sama yang diucapkan kepada Maria diucapkan juga kepada kita. Kenyataan itu membawa kemungkinan dan mukjizat yang berlaku juga bagi kita. Anda dan saya dikaruniai!

Maria Merasa Bingung dan Bertanya, "Apakah Arti Salam Itu?"

"Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu." (Lukas 1:29)

Ini adalah satu-satunya ayat dalam Perjanjian Baru di mana ungkapan "apakah arti salam itu?" digunakan dengan cara demikian. Maria bertanya-tanya, "Dari negara, suku, atau bangsa manakah engkau datang?" Itu sama dengan pertanyaan, "Tuan, dari cara Anda berbicara, sepertinya engkau bukan berasal dari dunia saya. Anda sangat asing bagi saya." Pesan yang disampaikan Tuhan kepada kita adalah pesan yang datang dari dunia lain.

Acap kali firman Tuhan disampaikan kepada kita bersamaan dengan janji Allah, tetapi karena dunia asing itu tidak biasa dengan dunia kita yang penuh keraguan, ketakutan, keterbatasan, keangkuhan, kesombongan, kejahatan, kebiasaan buruk, dan keterikatan -- kita berkata, "Kedengarannya memang baik, tetapi saya tidak mengerti. Tuhan berkata kepada kita, "Aku ingin menerimamu ke dalam dunia-Ku. Tidakkah engkau ingin masuk? Mukjizat biasa terjadi di sini." Anda tidak perlu hidup dalam tingkatan yang tak terjangkau oleh mukjizat. Mukjizat Maria menjanjikan bahwa kuasa dan mukjizat yang dialami Maria tersedia juga bagi Anda.

Maria Terkejut Mendengar Pesan Itu

"Maria terkejut mendengar perkataan itu." (Lukas 1:29)

Di sini Maria bereaksi secara emosional. "Terkejut" sungguh merupakan kata yang bersifat menegaskan. Ia bukan sekadar bingung atau bertanya-tanya, "Apa ini?" Maria sangat terkejut. Bukankah Anda tidak menerima kehadiran seorang malaikat setiap hari? Ia sangat bingung, kacau, galau. Kita pun pasti akan merasakan hal yang sama.

Maria Berusaha Memahami Pesan Itu Sendiri

"[Ia] bertanya di dalam hatinya." (Lukas 1:29)

Bertanya di dalam hati adalah sebuah usaha untuk berpikir secara nalar. Kita sering melakukannya untuk mengatasi masalah. Kata kerja ini dipakai berulang-ulang dalam Perjanjian Baru. Bahkan, saya perkirakan kata itu dipakai dua puluh lima kali. Dan hampir setiap kali, kata ini dipakai dalam situasi di mana seseorang tidak dapat memahami sesuatu. Mereka tidak mengalami kemajuan apa pun.

Hal ini melibatkan sebuah prinsip dasar. Dan semakin cepat kita menerimanya, semakin cepat pula kita menerima aliran kehidupan dan terang dari Allah dalam keterbatasan kita yang begitu gelap. Inilah prinsip itu: Berhentilah memikirkan bagaimana hal itu bisa terjadi! Mohonlah supaya Allah melepaskan keinginan kita untuk memahami hal itu dengan cara kita sendiri. Dengan memeras otak, Anda tetap tidak akan dapat menalar Allah ataupun membantu-Nya.

Maria berpikir, "Ini di luar jangkauan pikiranku."

Memang. Setiap mukjizat dari Allah melampaui jangkauan pikiran Anda. Saya mengajak Anda menjauh dari penalaran pikiran, menjauh dari kemampuan logika yang membawa Anda ke sudut kematian. Anda berada dalam kegelapan dan berlogika, tetapi tidak sesuatu pun terjadi. "Bagaimana kami dapat mengusahakan sesuatu terjadi, ya, Allah?" Tuhan mengajak Anda keluar dari pikiran Anda.

Anda bertanya, "Apakah Anda menyuruh saya untuk mengabaikan kemampuan intelektual saya?" Tidak, bukan begitu. Namun, Anda harus membawa sumber-sumber intelektual itu di bawah kendali Roh Kudus dan firman Allah. Bukannya dengan pikiran yang mendikte, "Jadi begini, ya, Tuhan, Engkau harus membuatnya terjadi dengan cara begini. Kalau tidak, saya tidak melihat kemungkinan bagaimana hal itu dapat terjadi." Sebaliknya, rendahkanlah hati Anda. Beberapa ayat sesudah itu Maria berkata, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Anda tidak akan dapat berkata seperti itu sebelum Anda menyadari bahwa Tuhan lebih pandai dan terampil dalam mengatasi masalah dibandingkan Anda.

Kita perlu berserah, menghentikan pergulatan pikiran kita, dan dilepaskan. Selama pikiran kita dijunjung melebihi firman Allah, yang ada hanyalah pergulatan, pemikiran, dan penalaran. Anda akan kelelahan dan kehabisan tenaga, dan hanya sampai di jalan buntu yang telah Anda jumpai ribuan kali sebelumnya. Anda harus memasrahkan diri kepada firman Allah dan berkata, "Tuhan, saya memercayai-Mu. Saya tidak tahu bagaimana, tetapi saya tidak akan memikirkannya lagi. Saya menyerahkan pikiran saya pada kendali Roh Kudus." Setelah itu, barulah peluang terjadinya mukjizat akan terbuka.

Malaikat Itu Tidak Mengkritik Maria

"Kata malaikat itu kepadanya: 'Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.'" (Lukas 1:30)

Tuhan tidak datang secara mendadak kepada kita sambil berkata, "Nah, ketahuan, engkau sedang mengandalkan pikiranmu lagi." Sebaliknya, Dia menghampiri kita dan mengungkapkan masalah kita yang sebenarnya yaitu rasa takut. Kita sudah terbiasa dengan tingkat kehidupan yang di bawah standar Allah karena kita mewarisinya sebagai keturunan Adam. Jadi, setiap kali Allah datang untuk berkarya, hal pertama yang harus Dia lakukan sebelum membebaskan ikatan kita adalah berkata, "Jangan takut. Tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja. Kita akan melakukan hal yang benar dan sehat." Kita sudah terbiasa tidak menerima pertolongan. Kita sudah terbiasa dengan hampanya kegelapan sehingga waktu terang itu datang, kita menudungi mata kita dan berkata, "Oh, menakutkan sekali!" Tuhan berkata, "Engkau diciptakan untuk berjalan dalam Terang itu dan menatapnya. Jangan takut. Jangan takut!"

Malaikat Memberikan Pernyataan

"Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Lukas 1:31-33)

Saya ingin Anda memperhatikan sebuah kata yang diulang-ulang. Malaikat itu berkata, "Engkau akan, Ia akan, (Ia) akan, Tuhan Allah akan, Ia akan." Malaikat berarti "pembawa pesan". Saya bukanlah seorang malaikat yang diutus dari surga, tetapi saya adalah seorang malaikat yang diutus Allah, dan saya datang untuk memberikan kabar gembira ini: Hidup Tuhan akan memasuki kehidupan Anda. Anda akan mengalami kemenangan-Nya, kesehatan-Nya, kepenuhan-Nya, kecukupan-Nya.

Maria Bertanya-Tanya "Bagaimana Hal Itu Mungkin Terjadi?"

"Kata Maria kepada malaikat itu: 'Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?'" (Lukas 1:34)

Maria mengucapkan hal paling masuk akal dan dimaklumi yang bisa diucapkan siapa pun yang berada dalam situasi seperti itu. Maria berkata, "Engkau sedang membicarakan sebuah kehidupan, kelahiran seorang bayi." Anda dan saya akan berkata, "Engkau sedang berbicara tentang kehadiran Yesus di dalam saya, di dalam gelapnya kebutuhan, kemelut, dan masa lalu saya." Pada dasarnya yang Maria katakan adalah, "Aku belum pernah melakukan hubungan yang berakibat seperti ini." Atau, "Aku belum memiliki pengalaman dalam hal seperti ini."

Anda mungkin berpikir atau berkata, "Sebagian orang memiliki jenis hubungan dengan Allah yang memungkinkan mereka memercayai segala sesuatu, tetapi aku tidak memilikii iman sehebat itu." Jika Tuhan menghampiri kita berdasarkan pengalaman kita, hubungan kita, atau apa yang mungkin bagi manusia, maka tidak mungkin terjadi mukjizat. Segala sesuatu yang tercemar oleh kedagingan manusia ditakdirkan untuk mati. Dia tidak menghampiri Maria dan berkata, "Sekarang engkau akan menikah dengan Yusuf, dan saat anak itu lahir, ia akan menjadi Anak Allah, entah bagaimana caranya. Dia hanyalah manusia biasa yang dikuduskan Allah."

Tuhan tidak mengajak Anda mengatasi berbagai hal dengan cara Anda sendiri, supaya Dia dapat memberkati semuanya. Mukjizat-Nya tidak dilandaskan pada pengalaman, pertumbuhan atau kemajuan, usaha, atau apa pun yang dapat Anda lakukan. Tidak pula dilandaskan pada hubungan Anda. Mukjizat itu didasarkan atas janji dan komitmen-Nya. Mukjizat itu didasarkan pada pernyataan-Nya.

Saat itu masuklah ke dalam wanita muda itu, ke dalam rahim yang tersegel dan gelap itu, benih Allah yang hidup. Itu adalah keajaiban masuknya kehidupan Allah. Bagaimana caranya? Saya tidak tahu. Namun, Allah yang membentuk kehidupan dari ketiadaan, yang mengembuskan napas kehidupan ke dalam tanah liat, adalah Allah yang mampu menciptakan kehidupan dalam kandungan perawan itu. Allah yang menciptakan Anda untuk hal yang lebih baik daripada apa pun yang pernah Anda alami, mampu menggenapi rencana-Nya bagi Anda hanya dengan tiupan napas-Nya ke dalam diri Anda.

Malaikat Menjelaskan Hal Itu Akan Terjadi Melalui Roh Kudus

"Jawab malaikat itu kepadanya: 'Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau.'" (Lukas 1:35)

Dengan kata lain, Maria diberi tahu, "Engkau akan dibungkus dalam kemuliaan Allah, Nona. Kemuliaan Tuhan akan datang melingkupimu."

Perlu dicatat bahwa usia Maria mungkin tidak lebih dari lima belas atau enam belas tahun. Pada waktu itu sangatlah umum untuk menikah dalam usia tersebut. Dan dalam pergulatan pikirannya, saya rasa ada sebuah pesan untuk kita semua. Jelas, Maria bukan orang bodoh, tetapi ia berada dalam sebuah masyarakat yang tidak memiliki proses kependidikan seperti kita. Ia adalah seorang wanita yang memiliki kedudukan lebih rendah dalam hal gender, artinya ia tidak menduduki posisi terhormat dalam masyarakat Yahudi karena ia seorang wanita. Dan ia masih sangat muda. Tidak hanya kurang berpengalaman dalam hal pernikahan ataupun hubungan seksual, Maria juga kurang berpengalaman dalam hal kehidupan.

Jika saja ia seorang laki-laki semacam Salomo yang mengelus-elus jenggot kelabunya sambil berkata, "Bagaimana ini bisa terjadi?" saya rasa kita dapat sedikit memahaminya. Pria tua itu pasti sudah berpengalaman. Saya bukannya mengolok-olok cara berpikir Maria sebagai seorang remaja, tapi memang agak menggelikan bahwa seseorang yang begitu tidak berpengalaman berkata, "Aku tidak dapat memahaminya." Tentu saja Anda tidak bisa! Dan, muda ataupun tua, kita semua perlu menempatkan diri dalam posisi masing-masing. Janganlah memercayai kebijaksanaan yang Anda dapatkan dari pengalaman-pengalaman hidup Anda, karena semua pengalaman, kebijaksanaan, dan pengetahuan Anda itu tidak berarti. Allah akan menjalankan rencana-Nya melalui pimpinan Roh Kudus.

Malaikat Itu Berbicara tentang Mukjizat-Mukjizat Lain yang Terjadi di Sekeliling Maria

"Sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu." (Lukas 1:35-36)

Menurut saya sangatlah indah ketika malaikat itu memberi tahu Maria, "Aku tahu sangatlah sulit bagimu untuk memercayai mukjizat yang akan terjadi padamu. Akan tetapi, ada mukjizat-mukjizat lain yang terjadi di sekelilingmu. Lihatlah Elisabet, sepupumu dan mukjizat yang terjadi padanya." Memang apa yang dialami Elisabet berbeda, karena Yohanes, putranya, tidak lahir dari seorang perawan. Namun, itu juga merupakan mukjizat karena Elisabet sudah melampaui usia di mana wanita bisa mengandung.

Pernahkah kita berkata, "Aku bahkan tidak dapat memahami (Inggris "conceive" = menjadi hamil) bagaimana hal itu terjadi padaku"? Sungguh pemakaian kata yang menarik, bukan? Lihatlah ke sekelilingmu, karena Roh Kudus sedang melakukan mukjizat di dalam diri orang-orang lain juga. Tak ada salahnya jika kita mengamati bahwa pekerjaan Allah sudah terjadi di dalam diri orang lain.

Malaikat Itu Meyakinkan Maria Bahwa Tidak Ada [Hal] yang Mustahil bagi Allah

"Sebab bagi Allah tidak ada [hal] yang mustahil." (Lukas 1:37, KJV)

Saya jarang menunjukkan pasal-pasal dalam Alkitab yang mengandung kekurangan penerjemahan. Namun, hal seperti itu juga jarang terjadi. Selain itu, kadang-kadang orang terlalu khawatir akan terjemahan mereka, padahal menurut saya itu tidak perlu. Tetapi, saya menemukan sebuah kata yang seharusnya diterjemahkan lain. Hampir semua pembahasan Alkitab melihat kekurangan itu. Kata yang diterjemahkan sebagai "hal" seharusnya diterjemahkan sebagai "firman" karena "hal" mengacu pada yang diucapkan Allah.

Ketika Allah berbicara, digunakan kata rama. Jadi sebenarnya artinya, "Sebab bagi Allah, tak ada firman yang tanpa kuasa." Pertimbangkanlah bagaimana Amplified Bible menerjemahkannya: "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil dan tidak ada firman Allah yang tak berkuasa atau tak mungkin digenapi."

Terjemahan Oxford sungguh indah: "Sebab tak ada firman Allah yang tanpa kuasa." Bagi Allah, setiap firman disertai dengan kuasa supaya sungguh terlaksana. Ketika Allah mengucapkan firman-Nya, Dia menugaskan Roh Kudus untuk melaksanakannya. Allah akan menekankan firman-Nya untuk membuatnya terlaksana.

Ketika Tuhan membuat komitmen kepada Anda atau saya, kita boleh yakin bahwa itu bukan sekadar suatu rangkaian kata kerja, kata sifat, dan kata benda yang berloncatan keluar dari mulut-Nya. Dia tidak berkata, "Ini adalah sesuatu yang dapat engkau pegang dan mainkan untuk beberapa saat." Firman-Nya hadir dengan disertai pimpinan Roh Kudus untuk membuatnya terlaksana.

Mukjizat kehidupan dalam rahim gelap seorang perawan ini bukanlah yang pertama atau satu-satunya kejadian ketika Allah bekerja dalam kegelapan. Dalam penciptaan, kita melihat Dia melakukan hal yang sama: Di tengah kekacauan dan kemelut, firman-Nya membawa kehidupan. Ke dalam gelapnya perbudakan di Mesir, Allah melakukan pembebasan. Ke dalam gelapnya dunia masa kini, Putra Kebenaran akan datang dan mengambil alih gereja-Nya. Tuhan akan datang dan menjumpai Anda di dalam gelapnya situasi yang menimpa Anda, dan Dia akan menyatakan kemuliaan-Nya di sana.

Maria Membuka Diri bagi Berbagai Kemungkinan

"Kata Maria: 'Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu, malaikat itu meninggalkan dia." (Lukas 1:37)

Keterbukaan Maria terhadap pekerjaan Tuhan adalah prinsip dasar yang akan memungkinkan terjadinya mukjizat Maria dalam diri kita. Jadi, saya ucapkan "Mary" Christmas. Saya berdoa supaya di dalam kebutuhan hidup Anda yang tertutup dan gelap, Anda akan berkata, "Baiklah, saya menerima masuknya firman yang membawa kehidupan dan terang. Datanglah Putra Allah dengan kuasa-Nya yang penuh di dalam saya."

Apakah yang menjadi kerinduan hati Anda? Apakah yang Anda butuhkan? Apakah hal yang paling membuat Anda tertekan? Di manakah kegelapan itu? Di manakah bayang-bayang itu?

Dalam Yakobus 1:17 dikatakan, "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna ... diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." Tuhan akan berkata Dialah Bapa terang dalam kegelapan Anda. Itulah hadiah indah yang Dia tawarkan: Terang dunia telah memasuki kegelapan kebutuhan hidup Anda, "rahim" keadaanmu yang tertutup rapat terhadap segala kemungkinan. Bagi Allah tidak ada yang mustahil, dan Dia akan bergerak tepat ke tempat Anda berada.

Di mana pun Anda berada, apa pun yang menjadi kekurangan Anda, ke mana pun terang-Nya harus masuk untuk membebaskan dan membawa kesehatan, kekuatan, kebijaksanaan, dan pemahaman, saya katakan kepada Anda, dalam nama Yesus: "Mary" Christmas-lah yang Anda perlukan. Jadi, saya ucapkan Mary Christmas.

"Sebab bagi Allah tidak ada [hal] yang mustahil." (Lukas 1:37, KJV)

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul asli buku : The Heart of Christmas
Judul buku terjemahan : Natal, Momen Penuh Makna
Penulis : Jack Hayford
Penerjemah : Stepanus Wakidi dan Albertus Anto B. S.
Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta 2004
Halaman : 112 -- 135