Pemberitahuan Tentang Kelahiran Yesus

Tugas Renungan Natal 2008 (Sugianto)

Ayat: Lukas 1:26-38

Pendahuluan/Pengantar: Kebanyakan orang ketika diberitahukan tentang kabar keselamatan yang diperolehnya akan seperti Maria. Merasa bahwa hal tersebut tidak mungkin. Kelahiran Yesus yang diluar logika manusia tidak dipercayai Maria. Walaupun yang memberitahu adalah malaikat Tuhan. Bagaimana dengan Anda dan Saya?

Isi Renungan: Lukas 1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?". Logika manusia menyatakan bahwa kelahiran seorang bayi terjadi karena hasil hubungan suami istri. Namun ketika malaikat Tuhan datang kepada Maria menyampaikan bagaimana Yesus lahir, maka Maria tidak mempercayainya. Sebab belum pernah dalam sejarah manusia, seorang bayi dilahirkan dari seorang wanita yang belum bersuami. Suatu fakta yang tidak masuk akal tentu tidak akan begitu saja dipercaya. Logika akan berperan lebih kuat disini. Logika itu akan kalah jika hal yang tidak mungkin itu sudah membuahkan bukti yang dapat dilihat panca indra. Namun Maria menanggapinya dengan sikap yang lain. Ayat 28, Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkatanmu itu.”. Maria tidak menunggu bukti. Ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Suatu sikap yang mengalahkan logikanya sendiri.

Pada akhir tahun 1800an, Wright bersaudara mempunyai ide tentang manusia yang bisa terbang. Banyak orang mentertawakan usaha Wright. Belum pernah seorang manusia pun yang bisa terbang seperti burung. Karena manusia tidak diciptakan dengan sayap seperti burung. Juga tidak pernah ada bukti bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk terbang. Namun saat ini siapa yang tidak tahu tentang adanya kapal terbang. Seseorang bisa mengunjungi negara lain dengan lebih cepat dibandingkan dengan kapal laut, kereta kuda atau berjalan kaki. Usaha dari Wright bersaudara adalah menunjukkan bukti agar orang-orang kemudian percaya.

Jika peristiwa Maria dihadapkan pada kita, apa yang akan kita katakan? Apakah kita akan mempercayainya? Tuhan Yesus kemudian mengatakan berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya. Percaya kepada sesuatu yang belum terbukti tidaklah mudah. Sekarang ini telah terbukti bahwa kita mengetahui Maria telah mengandung dari Roh Kudus dan lahirlah Tuhan Yesus. Kita percaya bahwa Tuhan Yesus pun mati untuk menebus dosa kita. Namun percayakah kita jika Tuhan mengatakan bahwa jika kita setia maka kita akan mendapatkan Kerajaan Sorga ketika hari penghakiman?

Kedatangan Kerajaan Sorga belum kita alami. Belum ada bukti kita sudah melihat Kerajaan Sorga. Dimana sebenarnya inti dari kepercayaan atau iman kita itu? Tuhan Yesus berkata dalam Yoh.10:38 tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepadaKu, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa. Tuhan Yesus sudah menunjukkan karyaNya di bumi ini lebih dari 2000 tahun lalu. Dan hal itu sudah cukup membuktikan bahwa Kerajaan Sorga dan penghakiman pun akan terjadi. Dengan melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang ada di dalam dunia ini, semestinya kita akan menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan. Dan bukan terhadap logika dan panca indera kita sendiri.

Dan sama seperti Maria mempercayai kabar kedatangan Tuhan tanpa menunggu bukti lagi, maka kita pun meyakini kedatangan Tuhan yang kedua kali pada hari penghakiman. Dan dengan kepercayaan itulah kita akan bersama-samaNya dalam Kerajaan Sorga.

Kesimpulan/Penutup: Iman percaya tanpa melihat bukti kepada Tuhan adalah hal yang Tuhan kehendaki. Maka seluruh hidup kita pun akan kita sandarkan kepada Tuhan saja.

Sumber Referensi (daftar buku yang dipakai sebagai referensi) Alkitab

Judul: Pemberitahuan Tentang Kelahiran Yesus
Teks Alkitab: Lukas 1:26-38
Nama Penulis: Sugianto

Renungan 2

                                                    Natal Bagi Kita

Ayat: Matius 10:34-42

Pendahuluan/Pengantar: Natal yang dirayakan bersama-sama umat Nasrani setiap tanggal 25 Desember selalu identik dengan perayaan-perayaan yang meriah. Benarkah ini yang Tuhan kehendaki terhadap hidup kita?

Isi Renungan: Sebelum tanggal 25 Desember, tempat-tempat shopping, tempat-tempat hiburan, hotel, taman bermain anak-anak dan sebagainya hampir di seluruh dunia telah dihiasi hiasan-hiasan pohon cemara, lengkap dengan salju-salju, bintang-bintang. Bahkan beberapa tempat telah menyiapkan acara kebaktian bersama pada tanggal 25 yang biasanya dilanjutkan dengan konser musik. Gereja-gereja pun turut memeriahkan suasana dengan kebaktian bersama besar-besaran hingga menyewa satu stadion sepak bola. Dan biasanya tepat pada acara berlangsung banyak sekali umat Nasrani yang menghadirinya. Hampir setiap tahun acara seperti ini diadakan. Sebenarnya apakah inti Natal itu bagi kita?

Dalam masa pelayanan Tuhan Yesus selama kurang lebih 3,5 tahun, Tuhan Yesus banyak mengajarkan bagaimana kita hidup. Yaitu hidup untuk mengikuti Dia. Turut memikul salib bersamaNya dalam hidup kita. Matius 10:38 “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiKu.” Firman ini mengajarkan kepada kita bahwa memikul saliblah yang harus pertama kita lakukan kemudian mengikut Dia. Memikul salib adalah penyangkalan diri kita sebagai manusia ego menjadi manusia di bawah otoritas Tuhan. Beban kayu salib mungkin tidak ringan. Dan selama hidup kita beban itulah yang akan kita tanggung dalam mengikut Yesus. Tuhan pernah berfirman, bahwa Ia bukan dari dunia ini dan dunia ini tidaklah mengenalNya. Dunia telah menjadi tempat pembuangan si jahat, juga menjadi tempat sementara bagi manusia. Dunia menjadi tempat untuk memisahkan dosa dari kekudusan Tuhan di surga. Itulah sebabnya ketika kita mengikut Tuhan, otomatis kita bukan lagi milik dunia ini. Namun karena kita masih tinggal di dunia ini, hidup kita seolah dipasangi salib yang berat. Tapi beban berat tersebut justru membawa sukacita bagi mereka yang setia mengikut Tuhan. “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu....sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” Beban salib itu tidaklah menjadi berat sebab Tuhan telah turut memanggulnya bagi kita.

Hidup dalam salib dan mengikut Tuhan artinya meneladani apa yang Tuhan lakukan. Tuhan lebih mengasihi orang-orang yang lemah, serba kekurangan, yang sakit dan menderita. Banyak keajaiban Tuhan nyatakan pada mereka. Yang lumpuh bisa berjalan, yang kusta ditahirkan, yang mati dibangkitkan, orang yang kelaparan Tuhan beri makan. Tuhan pun memerintahkan hal yang sama kepada murid-muridNya. Lihatlah pelayanan mereka pada Kisah Para Rasul. Orang janda dan orang miskin dilayani dengan baik. Dari segi firman maupun kebutuhan hidup mereka. Kita yang hidup pada jam sekarang ini mempunyai kewajiban yang sama. Yaitu turut dalam pelayanan di dalam Tuhan. Pelayanan terhadap sesama kita. Mensyukuri kelahiran Tuhan dengan bersama-sama beribadah tentulah hal yang baik. Namun lebih baik lagi jika kita dapat meneladani apa yang Tuhan kerjakan di dalam dunia dilanjutkan oleh kita. Masih banyak orang yang berkekurangan membutuhkan pertolongan. Ada yang terkena bencana alam, musibah-musibah dan sebagainya. Terjun dalam pelayanan bukan berarti harus menjadi pendeta atau semacamnya. Dengan melakukan apa yang kita bisa lakukan akan lebih berarti buat Tuhan. Andaipun kita tidak mempunyai apapun untuk diberikan, tapi kita mempunyai tenaga yang bisa kita berikan. Kita berdoa untuk mereka. Sebab kadangkala kita melupakan doa kita kepada Tuhan. Kita lebih mengandalan doa dalam ibadah yang dipimpin pendeta. Padahal kita punya tenaga untuk berdoa. Jika kita diberikan talenta lebih dari itu, gunakanlah. Dan akan lebih bermanfaat jika kita bersama-sama membantu orang-orang yang berkurangan di sekitar kita. Kita nyatakan bahwa kasih Tuhan Yesus adalah untuk semua orang.

Tuhan Yesus lahir dengan satu tujuan. Yaitu menyelamatkan manusia dari dosa dengan disalibkan di kayu salib. Jadi mari kita gunakan hidup kita dalam pelayanan-pelayanan yang bisa kita lakukan.

Kesimpulan/Penutup: Mari merayakan Natal dengan pelayanan kita dan bukan dengan pesta pora.

Sumber Referensi (daftar buku yang dipakai sebagai referensi) Alkitab

Judul: Natal bagi kita
Teks Alkitab: Matius 10:34-42
Nama Penulis: Sugianto