Natal Kok Bikin Kesal?

Natal adalah kabar sukacita. Yesus lahir ke dunia. Dia tokoh sentral dalam peristiwa Natal. Namun, pada kenyataannya, tidak sedikit perayaan Natal yang mengabaikan tokoh sentral itu. Orang ramai bertukar kado, tetapi Yesus yang kelahiran-Nya diperingati justru terabaikan, bahkan cenderung dilupakan.

Peringatan Natal tentu merupakan sesuatu yang baik. Tokoh sehebat Yesus pantas diperingati hari jadi-Nya. Yesus adalah tokoh terbesar sepanjang zaman. Tokoh yang tak ada bandingnya. Dengan demikian, sangat pantas untuk memperingati hari bersejarah dalam kehidupan sang tokoh. Ini sangat masuk akal.

Akan tetapi, pada praktiknya, perayaan Natal hanya menyisakan kekesalan dan tak jarang luka mendalam. Kesal terhadap sesama panitia. Terluka karena perselisihan di antara rekan kerja. Belum lagi harta benda yang dikurbankan demi kelancaran acara Natal. Selesai Natal, yang tersisa hanyalah kekesalan. Kekuatan rohani justru tak didapatkan.

Tak jarang pula, Natal hanya menguras energi dan harta. Energi tersita untuk menyiapkan acara Natal, baik di gereja maupun di keluarga. Belum lagi mereka yang harus melakukan tradisi pulang kampung. Tidak sedikit harta harus direlakan demi kesenangan saat menjelang Natal. Ketika kembali ke kehidupan normal, kebahagiaan Natal ternyata semu karena hanya hura-hura dan pesta biasa. Esensi Natal, pengharapan dalam Kristus justru sirna.

Segeralah temukan makna Natal yang sesungguhnya bila ingin merasakan semangat Natal sepanjang tahun. Bila kita tidak segera mendapatkan makna Natal yang seharusnya, Natal tidak punya arti apa pun. Peringatan Natal tidak membawa perubahan hidup. Sejatinya, Natal harus berdampak. Natal membawa perubahan hidup.

Diambil dari:

Nama situs : Hati Gembira Itu Obat
Alamat URL : http://hati-gembira-itoe-obat.blogspot.com/2012/12/natal-kok-bikin-kesal...
Judul artikel : Natal, Kok Bikin Kesal? Mencari Makna Natal yang Hilang
Penulis : Bona Parte
Tanggal akses : 25 Oktober 2013

Anda juga dapat membaca artikel ini di situs sabda.org