Kasih Natal

Tugas Renungan Natal 2009 (Ratna)

Lukas 2:1-20

Ketika persiapan merayakan Natal yang gemerlap mengalihkan perhatian kita dari palungan sederhana, mari kembali sejenak membayangkan suasana dimana Maria dan Yusuf sedang menantikan kedatangan bayi Yesus. Demi mentaati perintah Kaisar Agustus untuk melakukan sensus kembali ke tanah kelahirannya, mereka berjalan jauh dari kota tinggalnya ke tanah Betlehem.

Letih, berdebu, kotor dan kesakitan, serta mengantuk mereka mengetuk setiap rumah untuk mempersiapkan kelahiran bayi Yesus. Tetapi tidak satupun membuka pintunya. Hingga rumah yang terakhir menunjukkan bahwa kandang dombalah tempatnya. Adakah kandang domba itu wangi, rapi dan bersih? Tentu saja tidak! Adakah Maria dan Yusuf mengeluh tentang hal itu? Adakah mereka mempertanyakan mengapa ini harus terjadi pada orang-orang yang melakukan kehendak Allah ? Adakah Maria menyesal dengan pujian yang pernah dilontarkan ketika bertemu Elizabeth (lukas 1:46-55).

Ditengah sukacita karena kelahiran Bayi dan keletihan mereka, Allah menguatkan mereka dengan mengirimkan gembala-gembala yang tidak dikenal untuk menyembah bayi Yesus. Bukan itu saja, para gembala menyatakan bahwa para Malaikat yang membawa kabar kesukaan tersebut. Tak heran Maria menyimpan semua hal yang ajaib itu dalam hatinya (Luk 2:19).

Dari keluarga kecil Betlehem kita dapat belajar, bagaimana mereka sebagai orang-orang yang dinyatakan secara khusus untuk melakukan kehendak Allah, tidak sertamerta mendapatkan banyak kemudahan untuk melakukan kehendak Allah.

Namun setiap kesulitan dan masalah yang dihadapi, mereka tetap percaya bahwa Allah turut bekerja. Bahkan ketika Maria harus melahirkan Bayi Yesus, putra pertamanya, ditempat yang kotor, mereka menerima dengan kesadaran bahwa Allah memelihara mereka. Kehadiran kaum gembala yang sama sekali tidak mengenal keluarga kecil Betlehem ini menjadi tanda yang menguatkan dan meneguhkan bahwa Allah sungguh Ada dan Dia memperhatikan yang dikasihi-Nya, yaitu yang melakukan kehendak Bapa.

Jika demikian apakah Natal yang gemerlap masih menjadi fokus kita? Biarlah kasih Natal yang gemerlap yang menjadi fokus kita. Amin.