Hendaknya Engkau Menamai Dia Yesus

David Jeremiah

Saya dikaruniai sebuah nama yang sangat menarik. Sahabat saya Tory Johnson, dulunya adalah pemimpin konferensi Injil yang selalu saya kunjungi setiap tahun. Saya tidak akan pernah lupa saat pertama kali bertemu Tory. Ia bangkit berdiri untuk memperkenalkan saya, katanya, "Hari ini kita sangat beruntung karena bersama dengan kita saat ini ada seorang pria yang mewakili banyak hal tentang Perjanjian Lama. Ia adalah seorang nabi bernama Yeremia [Ing: Jeremiah], dan juga seorang gembala sekaligus raja bernama Daud [Ing: David]. Tetapi sayangnya, dalam era Perjanjian Baru seperti sekarang ini, ia sama sekali tidak memiliki hubungan dengan kitab-kitab di Perjanjian Baru."

Dengan gembira saya bangkit berdiri dan memberitahunya bahwa nama lengkap saya adalah David Paul Jeremiah [Ing: Paul= Paulus]. Sejak hari itu hingga sekarang, setiap kali bertemu, Tory Johnson selalu memanggil saya David Paul Jeremiah. Satu-satunya orang lain yang menyebut nama saya selengkap itu adalah ibu saya, yaitu ketika saya berbuat nakal.

Nama-nama yang kami berikan untuk anak-anak acap kali membutuhkan pemikiran keras, bahkan kadang kala memicu perdebatan. Bukankah sangat menarik membicarakan bagaimana kita bisa memperoleh nama-nama itu? Bahkan dalam budaya sekarang ini, nama seorang anak kadang kala berasal dari nama ayah. Dalam kitab Perjanjian Baru, nama-nama sering didasarkan pada siapa ayahnya-seorang anak dipanggil sebagai anak seseorang. Kita masih mendapatinya dalam dunia modern ini, meskipun barangkali kita tidak pernah menyadarinya. Misalnya, kita tahu nama-nama seperti Thompson, Johnson, Peterson, Jackson, dan masih banyak lagi. Itu adalah nama-nama yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya anak laki-laki Tom, atau anak laki-laki Peter, atau anak laki-laki Jack, sehingga nama sang ayah menjadi bagian dari nama si anak.

Kadang sebuah nama dipilih karena si anak punya makna istimewa dalam keluarganya. Itu yang sering berlaku dalam Kitab Suci. Orang-orang dalam Alkitab memilih nama dengan penuh pertimbangan. Orang-orang Yahudi memberi nama yang jauh lebih berarti daripada kita sekarang ini. Maka ketika tiba waktunya Allah mengutus Anak-Nya dalam wujud manusia, nama yang diberikan-Nya menjadi sangat penting. Nama apa yang hendak Dia berikan kepada Anak-Nya, yang akan lahir dari seorang perawan; dan yang akan hidup dalam keluarga Yusuf dan Maria? Dengan nama apa Dia akan memanggil-Nya?

Sangatlah menarik jika Allah tidak menyerahkan urusan pemberian nama itu pada orangtua anak-Nya yang ada di bumi. Namun, Dia mengutus malaikat untuk memastikan bahwa Yusuf menerima nama itu dengan benar. Dalam Matius 1:21, malaikat berbicara kepada Yusuf dan menenangkan ketakutannya, karena Yusuf sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada Maria: "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" (Matius 1:21).

Dengan sebuah perintah khusus yang mengungkapkan kehendak Allah yang sempurna, maka terjadilah semua itu di Betlehem. Saat bintang-bintang bersinar, para malaikat bernyanyi, dan orang-orang majus sedang dalam perjalanan, seseorang bertanya, "Siapakah yang terbaring di palungan itu?"

Maria dan Yusuf menjawab, "Nama-Nya Yesus."

Tahukah Anda bahwa di dalam Injil, Anak Allah dipanggil dengan nama itu lebih dari 500 kali? Bahkan nama Yesus muncul dalam Perjanjian Baru 909 kali. Anda mendapat kesan bahwa itu adalah nama favorit dan paling disukai untuk Tuhan kita. Dari semua nama dan gelar yang diberikan kepada Kristus, satu-satunya yang paling disukai oleh para pengikut-Nya adalah sebuah nama yang sederhana, Yesus.

Jika Anda membuka buku madah pujian, Anda akan mendapati bahwa para penulis lagu telah mengenang nama itu dalam lagu-lagu pujian yang sering kita nyanyikan. John Newton mempersembahkan pada kita lagu "How Sweet the Name of Jesus Sounds" (Sungguh Manis Nama Yesus Kudengar). Kita juga memiliki himne yang luar biasa "All Hail the Power of Jesus' Name" (Semuanya Elukan Kuasa Nama Yesus). Bernard mengajak kita menyembah Allah lebih dalam dengan lagunya "Jesus, the Very Thought of Thee" (Yesus, Nama-Mu Selalu Kuingat). Bexter mengingatkan kita untuk membawa nama Yesus beserta kita dengan lagunya "Take the Name of Jesus with You" (Bawalah Nama Yesus Bersamamu). Dan kita kadang menyanyikan lagu, "Oh, How I Love Jesus" (Oh, Betapa Aku Mengasihi Yesus). Ada begitu banyak lagu pujian tentang Yesus sampai-sampai saya tidak sanggup menyebut semuanya.

Jika sebuah nama diberikan untuk menunjukkan arti penting seseorang, demikian juga Allah di surga tahu yang Dia lakukan saat menamai Putra-Nya, Yesus. Yesus berarti "Yahweh Menyelamatkan" atau "Tuhan Sang Penyelamat". Dan itulah Dia-Keselamatan dari Tuhan. Saya ingin menunjukkan kepada Anda beberapa alasan mengapa nama Yesus demikian penting dan sempurna. Dalam memasuki masa Natal ini, saya ingin membagikan kepada Anda alasan mengapa Yesus menjadi nama favorit bagi saya dibandingkan dengan semua nama lain dari Tuhan kita.