Daftar Tugas Natal

Terlalu sering dalam kisah Natal, kita berfokus pada tokoh-tokoh
utama: Maria, Yusuf, dan, tentu saja, Yesus. Namun dalam perikop
singkat di Lukas 2:8-20, kita dapat belajar dari para gembala mengenai
empat hal yang seharusnya menempati urutan teratas dalam daftar tugas
Natal kali ini.

1. Percaya

Para malaikat memberitahukan kelahiran Sang Mesias dengan cara yang
menakjubkan. Segera setelah para malaikat menghilang, para gembala
saling menatap dan berkata: "Apa yang kita tunggu? Mari segera
berangkat ke Bethlehem dan melihat apa yang telah terjadi."

Tidak ada perdebatan. Tidak ada penundaan. Mereka tidak memilih untuk
tidur sejenak. Mereka tidak menuju ke perpustakaan terdekat untuk
menyelidiki kebenaran berita itu. Mereka percaya saja. Itulah iman.
Kitab Suci mengatakan bahwa tanpa iman, mustahil untuk menyenangkan
hati Tuhan. Malaikat berkata, "...damai sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:14) Siapakah yang dimaksud
dengan "orang yang berkenan kepada-Nya"? Yang dimaksud adalah orang-
orang yang menanggapi anugerah Allah melalui iman. Kitab Suci berkata,
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman..." (Efesus
2:8)

Iman berarti Anda berkata "ya" kepada semua yang Allah lakukan melalui
Kristus. Ya, Dialah Juru Selamat dunia. Ya, Dia datang untuk mati bagi
dosa-dosaku. Ya, melalui Dia aku menemukan pengampunan dan hidup baru.
Iman bukanlah tindakan yang sekadar menonton saja, melainkan sebuah
tindakan aktif untuk menerima semua yang telah dijanjikan Allah di
dalam Kristus.

2. Menaati

Para gembala melakukan persis seperti apa yang diperintahkan kepada
mereka. Terkadang kita menganggap Natal sebagai hari raya yang nyaman.
Kita berpikir tentang bayi Yesus yang manis dan mungil tertidur di
tumpukan jerami. Setiap orang menyukai hal itu karena menggambarkan
rasa aman dan tanpa ancaman. Namun peristiwa Natal tidaklah demikian!
Bayi itu adalah Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan. Dia datang
untuk menghadirkan sebuah kerajaan yang menjadi musuh atas kerajaan
diri manusia. Kedatangan-Nya itu menebar ancaman. Dia memerintahkan
orang-orang yang ingin mengikuti-Nya untuk memikul salib mereka setiap
hari -- untuk mengesampingkan hak kita sendiri dalam mengatur diri
kita, untuk berserah kepada pemerintahan-Nya.

Dunia senang merayakan kelahiran Kristus, tetapi mereka benci
menaati-Nya sebagai Tuhan atas hidup mereka. Setiap orang ingin
membiarkan Kristus tetap berada di palungan. Namun palungan itu tiada
bermakna tanpa kayu salib. Sebagaimana yang dinyatakan seorang penulis
bertahun-tahun lalu: "Bayi mungil ini, yang baru berumur beberapa
hari, datang untuk menghancurkan selubung setan; neraka berguncang
saat Dia lahir, meskipun Dia sendiri menggigil kedinginan." Natal
adalah saat untuk taat.

3. Bersaksi

Ketika para gembala tiba di Bethlehem dan melihat Sang Anak terbaring
di palungan, "...mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada
mereka tentang Anak itu." (Lukas 2:17) Mereka bukan pengkhotbah
ataupun penginjil, namun itu bukan masalah. Mereka telah mendengar dan
menyaksikan sesuatu yang berarti keselamatan bagi seluruh dunia.

Pohon Natal dan tukar kado memang diperbolehkan. Namun, jika kita
melakukan semua hal itu tanpa membicarakan tentang Yesus -- jika kita
gagal menyuarakan makna sejati dari semuanya itu; jika kita lalai
bersaksi kepada seseorang bahwa Anak ini lahir sebagai Juru Selamat
dan Tuhan -- bahwa Dia diutus Allah untuk mati di kayu salib untuk
menebus kita dari dosa, maut, dan iblis melalui darah yang mahal; jika
kita lalai untuk menyebarluaskan berita ini, maka kita gagal mengalami
Natal yang sebenarnya.

Malaikat berkata bahwa inilah Kabar Baik tentang kesukaan besar bagi
seluruh umat manusia. Bagikanlah kesukaan itu.

4. Mengalami

Para gembala terkagum-kagum akan pemberitaan malaikat. Mereka
mengalami ketakjuban ilahi.

Bagaimana Anda dapat mengalami ketakjuban ilahi? Mungkin itu berarti
Anda harus berhenti di tengah-tengah acara belanja Anda, duduk diam,
dan membaca kisah Natal. Mungkin itu berarti Anda mengumpulkan
putra-putri Anda di sekeliling dekorasi adegan kelahiran Yesus setiap
malam, dan mengupas satu tokoh yang berbeda-beda setiap harinya, lalu
membahas peran yang dimainkan tokoh itu dalam kisah Natal. Mungkin itu
berarti Anda harus bangun lebih awal di suatu pagi, dan mencari suatu
tempat agar Anda dapat menyaksikan matahari terbit sembari Anda
merenungkan Lukas 1:79.

Karya ketakjuban ilahi adalah dengan menghargai dan merenungkan fakta
bahwa Allah mendatangi bumi dalam sebuah misi penyelamatan yang
berbahaya. Di tengah-tengah aktivitas Anda, berhentilah dan hargailah
semua hal ini. Renungkanlah dalam hati Anda. Rasakanlah suatu
ketakjuban ilahi. (t/Dicky)