Natal

Natal dan Keluarga

Keluarga adalah desain Tuhan untuk manusia hidup dan dibesarkan dalam kasih. Puncak kasih adalah penyatuan, bukan hanya keintiman. Di dalam keluarga kasih antara dua individu mengecap titik tertingginya. Di dalam keluargalah anak bertumbuh dalam kasih dan belajar mengasihi. Secara alamiah kita mengasihi anak sebab anak adalah darah dan daging-perpanjangan-diri kita. Kasih adalah gizi mutlak yang diperlukan anak untuk dapat bertumbuh dengan sehat. Namun di dalam keluarga pulalah anak belajar mengasihi. Setelah menerima kasih, anak belajar membalas kasih orangtua dan pada akhirnya ia pun belajar mengasihi kakak adik, teman dan orang di sekitarnya. Inilah rencana Tuhan akan keluarga; itulah sebabnya dari semua ciptaan-Nya, hanya manusialah yang didesain untuk berkeluarga.

Gambar: Keluarga Merayakan Natal

Natal, Harapan Seberapa pun Gelapnya Kegelapan Itu

Natal adalah sebuah liburan yang bersifat paradoks yang dipenuhi dengan sukacita yang sedemikian besar, tetapi pada saat yang sama mengingatkan kita pada rasa kehilangan yang besar. Ketika sedang melakukan studi pada malam sebelumnya, saya tidak sengaja menemukan sebuah khotbah oleh Tim Keller yang membicarakan tentang bagaimana terang Natal menghalau bayang-bayang kematian. Saya merasa diyakinkan dan dikuatkan. Saya harap, Anda yang merasa kewalahan pada Natal ini akan mendapatkan pengharapan dalam terang yang terdapat dalam Injil.

Tim Keller Mengenai Natal Dan Penderitaan

Datanglah Yesus yang lama dinanti-nantikan

Ketika peristiwa 11 September terjadi dan warga New York mulai menderita, Anda mendengar dua pendapat. Anda mendengar pendapat moralistik konvensional yang mengatakan, -Ketika saya melihat Anda menderita, itu memberitahu saya tentang Allah yang menghukum. Anda pastilah hidup tidak benar, karena itu Allah menghakimi Anda.- Ketika mereka melihat penderitaan, mereka melihat Allah yang menghakimi. Pendapat sekuler mengatakan, -Ketika saya melihat orang-orang menderita, saya melihat Allah menghilang."Ketika mereka melihat penderitaan, mereka melihat Allah yang absen, yang tak peduli."

APA YANG DILAKUKAN NATAL UNTUK PENDERITAAN

Tujuan Natal

Menarik bahwa Yesus membuat pernyataan yang signifikan tentang kelahiran-Nya sebelum kematian-Nya. Pada saat persidangan, Pilatus bertanya tentang identitas-Nya. Yesus menjawab, “Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran” (Yoh. 18:37b, AYT).

Yesus tidak berkata Dia lahir untuk berkhotbah atau menyembuhkan, tetapi bahwa tujuan pokoknya adalah untuk memberi kesaksian tentang kebenaran.

Lalu, Pilatus bertanya, “Apakah kebenaran itu?” Akan tetapi, dia terlalu terburu-buru untuk menunggu jawabannya. Betapa banyak dari kita yang seperti itu hari ini? Terkadang dibutuhkan sebuah tragedi, seperti kematian dalam keluarga atau serangan teroris seperti baru-baru ini, sebelum orang-orang menyediakan waktu untuk menilai hidup mereka dengan apa yang sesungguhnya bermakna dan benar.

Natal: Ketuban Pecah

Oleh: Yvonne Sumilat

Kemarin pagi aku ke pasar. Aku belanja semauku. Uang tidak jadi masalah. Banyak bahan yang aku beli. Makhlumlah hari ini Hari Natal. Tepatnya Natal pertama sejak aku menjadi istri. Pasti aku punya idealisme di Hari Natal di keluargaku yang masih belia. Sepulang pasar aku mengolah bahan-bahan menjadi makanan matang setelah melalui proses memasak. Setelah memasak aku merasa lelah. Perutku besar sekali. Kaki kiri kananku bengkak. Dokter kandungan sudah aku kunjungi di awal Desember. Dokter itu menahan rasa yang tidak diungkapkan kepadaku ketika memperhatikan kakiku yang bengkak itu. Dokter tidak mengatakan hal yang mengkuatirkan. Hanya dengan senyum-senyum dia berkata, "Enci Ivon... Jangan-jangan tu ade lahir pas Natal...?" Jangan-jangan bayiku lahir tepat di Hari Natal.

Apakah Yesus Lahir di Sebuah Kandang?

Silakan baca Pendahuluan singkat terlebih dulu.

Ketika mereka ada di sana (di Betlehem), tibalah waktunya bagi Maria untuk melahirkan. Maria pun melahirkan Anak laki-lakinya yang pertama. Ia membungkus-Nya dengan kain lampin dan membaringkan-Nya di dalam palungan [phatne], karena tidak ada kamar [kataluma] bagi mereka untuk menginap. Lukas 2:6-7 (AYT)

Kamar penginapan atau Kamar Tamu?

Kasih dalam Natal Keluarga Kristen

Ditulis oleh: Lidya

Natal selalu identik dengan pesan damai, kasih, sukacita, dekorasi-dekorasi yang indah, makanan yang banyak, serta sanak-saudara yang datang berkumpul bersama dengan penuh sukacita dan damai. Natal adalah peringatan terbesar umat kristen di seluruh dunia karena kelahiran Yesus Kristus Sang Putra Natal membawa kedamaian, sukacita dan kebahagiaan bagi setiap keluarga Kristen di muka bumi. Hal yang sama terjadi juga di dalam keluarga saya. Hanya saja, Natal 2 tahun lalu sedikit memiliki kesan kurang baik bagi kami, khususnya antara saya dan papa saya. Dari peristiwa itu, muncullah pertanyaan saya tentang peran orangtua dan anak dalam keluarga Kristen yang harusnya memiliki cerminan sukacita, kasih dan damai di hari Natal.

Misi Kristus dan Perayaan Natal

Ditulis oleh: N. Risanti

Kristus datang untuk mati. Tampaknya pernyataan itu sudah sering kita dengar, tetapi mungkin tidak terlalu meresap ke dalam hati kita. Jika sudah, mungkin kita tidak akan merayakan Natal dalam cara-cara yang sekarang justru mengemuka di gereja-gereja maupun komunitas kristiani. Jika sudah, mungkin kita akan lebih memaknai Natal dengan rasa syukur dan perasaan kasih yang lebih besar kepada Allah. Jika sudah, mungkin kita akan lebih memuliakan Allah dalam tindakan kita daripada sibuk menghias rumah, mencari hadiah, membeli baju atau sepatu baru, atau memikirkan kue apa yang akan kita buat atau beli pada tahun ini.

Gambar: Natal

NATAL: (BUKAN HANYA) KARENA KITA

Ditulis oleh: N. Risanti

Setiap kali memasuki masa Natal, saya selalu terkenang dengan lagu "Karena Kita", atau dalam judul aslinya, "We Are The Reason". Melalui lagu itu, kita seolah-olah diingatkan bahwa kelahiran Yesus dan karya salib-Nya di dunia terjadi karena kita. Kitalah alasan utama dari penderitaan-Nya di kayu salib karena Ia begitu mengasihi kita. Hal itu saya percayai, dan membuat saya menjadi luar biasa kagum oleh kasih-Nya. Saya, dan kita semua pastinya, merasa menjadi subjek yang sangat penting dalam karya penebusan Kristus. Namun, benarkah itu yang sesungguhnya terjadi? Benarkah kita alasan utama dari karya penebusan Kristus di dunia dan menjadi subjek utama dalam karya penebusan itu?

Gambar: Imanuel

Pages