Hadiah

Mengapa Kita Memberi Hadiah Natal?

Wawancara dengan John Piper

Pada hari Rabu kita membicarakan Sinterklas. Yang akan kita bicarakan hari ini adalah pemberian hadiah. Ini emailnya: "Hai, Pastor John. Nama saya Kaitlynn. Keluarga saya berusaha untuk merayakan makna Natal yang sebenarnya, dan tidak terlalu mempermasalahkan hadiah. Dua pertanyaan: Apakah hadiah itu alkitabiah? Dan, apakah ada cara yang lebih baik untuk melakukannya? "

Hadiah Natal

Jawaban singkatnya adalah ya - pemberian hadiah bersifat alkitabiah. Namun ya, mungkin ada cara yang lebih baik untuk melakukannya karena tidak ada yang kita lakukan yang sempurna. Selalu ada cara yang lebih baik untuk melakukannya.

KARTU NATAL PERTAMA

Ditulis oleh: Lidya

Di sebuah perumahan yang asri dan tenang, di kawasan Jakarta Selatan, tinggallah salah satu keluarga harmonis. Keluarga Markus, namanya. Keluarga ini memiliki salah seorang anak laki-laki yang dikenal manja, sombong dan keras kepala bernama Jonathan, namun biasa dipanggil Jo. Jonathan tidak terbiasa melakukan segala hal sendirian, pasti dia selalu ditemani orangtua atau bibinya (asisten rumah tangga).

Mariska dan Petra, nama orangtua Jonathan. Mereka bekerja sebagai pegawai kantoran. Selain sibuk bekerja sebagai pegawai, Pak Petra juga merupakan seorang pelayan di gereja. Pada saat keduanya sibuk, Jonathan akan diurus si bibi, begitu pun sebaliknya.

Minggu siang yang cerah, Jonathan pulang bersama papanya dari gereja. Saat itu, papanya baru selesai pelayanan sedangkan Jonathan sendiri baru selesai sekolah minggu. Sepanjang perjalanan menuju rumah dia menceritakan banyak hal kepada papanya, salah satunya mengenai kado Natal.

Hadiah Tanpa Diskon, Hadiah Tanpa Bau Toko

Dikirim oleh: Yvonne Sumilat (sumilatxxx@xxx)

Tibalah bulan Desember,
Belum pernah dilakukan survei, tetapi sebagian ibu-ibu dengan sengaja meluangkan waktu untuk mengunjungi butik dan mal. Dengan tujuan untuk mencari, atau lebih tepatnya membeli baju baru. 'Diskon' menjadi kata kunci keberuntungan yang mengetuk sejuta senyum lebar. Ayo Kaum Hawa....., Engkau jangan pura-pura alergi dengan kata sihir 'diskon'. Karena itu sungguh-sungguh akan menyihirmu menjadi lebih cantik bahkan sangat cantik.

Sebagian ibu-ibu menekankan pada poin 'baru'. Yang penting 'baru'. Sehingga acapkali terlihat kurang arif bahkan sembarang saja memilih warna dan modelnya. Untuk ibu-ibu yang 'rewel' (baca: hati-hati) mau tampil dengan standar yang tinggi. Mereka tidak boleh kelihatan sembarangan. Kalau bisa, terlihat seanggun mungkin, kata orang elegant.